ABWNEWS – Jumlah korban meninggal akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah mencapai 48 orang, Kamis (2/5). Sementara itu tim darurat terus berusaha untuk menyelamatkan kendaraan yang terjatuh dari lokasi kejadian.
Kantor berita negara Xinhua melaporkan jumlah korban tewas terbaru pada Kamis petang waktu lokal. Sebelumnya, disebutkan bahwa 30 orang mengalami luka-luka, namun mereka tidak dalam keadaan yang mengancam nyawa.
Amblesnya jalan raya terjadi pada Rabu pagi ketika Cina memulai libur besar pada awal Mei, yang secara tradisional menjadi salah satu waktu tersibuk dalam setahun di jalan raya.
Foto-foto udara menunjukkan bagian jalan raya S12 antara Kota Meizhou dan Kabupaten Dabu yang ambruk bersama dengan tanah di bawahnya, mengakibatkan aliran lumpur menuruni lereng bukit yang curam dan berhutan.
Menurut stasiun penyiaran negara CCTV, insiden tersebut merupakan “bencana geologi alam… [yang terjadi] karena hujan deras yang terus-menerus”.
Jalan sepanjang 17,9 meter runtuh, dan hingga saat ini 23 kendaraan telah ditemukan terperangkap di dalam lubang lumpur.
Beberapa saksi mata mengatakan kepada media lokal bahwa mereka mendengar “suara kendaraan jatuh” yang diikuti oleh “ledakan besar”.
“Kami berhenti dan keluar dari mobil untuk memeriksa dan tidak tahu bahwa jalan tersebut telah runtuh,” kata salah satu warga kepada Guizhou Evening News.
Lalu lintas di kedua arah jalan raya telah ditutup, sementara sekitar 500 personel darurat termasuk petugas pemadam kebakaran dan ahli penyelamat ranjau dikerahkan ke lokasi untuk mendukung operasi penyelamatan.
Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan mobil-mobil rusak yang ditarik dari lumpur oleh derek raksasa, sementara ekskavator bersiaga. Tim penyelamat juga melakukan pencarian dengan menggunakan anjing dan alat pendeteksi kehidupan.
Pencarian menjadi rumit karena hujan terus-menerus dan pergerakan kerikil serta tanah di lokasi, yang meningkatkan risiko bagi para pekerja, ungkap seorang pejabat pemadam kebakaran kepada media Cina.
Insiden ini merupakan yang terbaru dari serangkaian bencana terkait cuaca ekstrem di Guangdong dalam beberapa pekan terakhir.
Bulan lalu, hujan deras memicu banjir di wilayah lain di provinsi tersebut, menewaskan empat orang dan mengungsikan lebih dari 100.000 warga.
Pekan lalu, angin puting beliung melanda sebagian besar kota Guangzhou, menewaskan lima orang.
Hujan deras kali ini jauh lebih deras dari yang diprediksi normal dan dikaitkan dengan percepatan perubahan iklim.