ABWNEWS – Wacana tentang kemungkinan Anies Baswedan kembali berpartisipasi dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 sedang menjadi perbincangan luas di masyarakat. Langkah ini dipandang sebagai cara untuk menjaga popularitasnya sebelum bertarung kembali dalam Pilpres 2029.
Menurut Ketua Lembaga Kebudayaan dan Lingkungan Hidup Yogyakarta, Eko S Dananjaya S.H, setelah pilpres ini, banyak partai politik akan menghadapi krisis kepemimpinan. Pilpres 2029 mungkin akan kekurangan tokoh yang berkompeten.
“Anies Baswedan mungkin menjadi solusinya,” katanya saat dihubungi KBA News, Minggu, 5 Mei 2024.
Masalahnya, Anies tidak berasal dari partai politik. Jika ingin didukung oleh partai, maka popularitasnya harus tetap tinggi.
“Wacana Anies Baswedan kembali didorong maju Pilkada Jakarta salah satunya untuk menjaga popularitas itu,” ungkapnya.
Aktivis yang aktif pada era 80-an tersebut menyatakan bahwa untuk mempertahankan martabat popularitas dan daya tarik elektoralnya, Anies Baswedan harus menjabat dalam posisi publik.
“Caranya yang kembali menjadi petarung lagi di DKI1 atau kembali menjadi Gubernur Jakarta lagi, ini sekaligus sebagai persiapan lima tahun lagi atau Pilpres 2029,” jelasnya.
Dia berpendapat bahwa jika Anies kembali bertarung dalam Pilkada Jakarta 2024, peluang kemenangannya sangat besar.
“Karena rakyat yang sudah ada di DKI sudah merasakan hasil kerja nyata yang dibuat Anies. Artinya dibanding kandidat lain yang akan melawan Anies di Pilkada Jakarta,” ungkapnya.
Eko menyatakan bahwa untuk memelihara popularitas dan dukungan elektoral, penting untuk memiliki panggung atau menduduki jabatan publik. Setidaknya dengan memiliki panggung tersebut, popularitasnya dapat tetap terjaga tanpa tergerus.
“Panggung itu ya Gubernur DKI Jakarta lagi, bukan masuk kabinet menjadi menteri,” tegasnya.
Namun, Eko menekankan perlunya mempertahankan semangat perubahan, bahkan ketika Anies kembali menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Anies diharapkan tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah pusat yang dianggap tidak pro rakyat.
“Anies saat menjadi Gubernur DKI Jakarta sudah sering melakukan itu,” ungkapnya.
“Anies ini menjadi luar biasa karena berani mengrkitik kebijakan pusat yang dianggap tidak tepat,” ungkapnya.
Eko menyatakan bahwa selain mempertimbangkan untuk ikut dalam Pilkada DKI Jakarta lagi, wacana lain adalah Anies kembali ke lingkungan kampus.
“Tapi setrumnya kurang besar dibanding menjadi pejabat publik. Momentum di jalur politik lebih besar, sehingga pejabat publik lebih potensial dibanding akademisi,” jelasnya.
Sumber: kba